Tag: Mourinho

Jose Mourinho Bingung Dapat Kartu Merah


Jakarta

Jose Mourinho dapat kartu merah saat AS Roma menang atas Monza. Mourinho tidak mengerti kenapa dirinya sampai dihukum padahal tidak berkata ofensif.

Laga Roma vs Monza di Stadion Olimpico dalam lanjutan Liga Italia, Minggu (22/10) malam WIB, berlangsung alot. Meski unggul jumlah pemain, Roma kesulitan membongkar pertahanan tim tamu.

Roma pada akhirnya menang 1-0 atas Monza. Gol tunggal kemenangan Giallorossi diciptakan oleh Stephan El Shaarawy pada menit ke-90.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jelang pertandingan berakhir, Jose Mourinho tertangkap kamera mengejek lawan dengan melakukan gestur seperti menangis. Pelatih asal Portugal itu kemudian mendapat kartu merah dari wasit.

“Saya tidak tahu kenapa saya dapat kartu merah, saya cuma bikin isyarat ke bangku cadangan, tidak mengatakan hal yang ofensif,” ucap Mourinho seperti dilansir ESPN.

“Bench Monza terlalu menekan wasit, mereka tidak seharusnya bersikap seperti itu.”

Meski demikian, Mourinho tetap menyanjung penampilan Monza. Menurutnya, Monza benar-benar menyulitkan Roma.

“Mereka tidak pantas kalah. Tim saya selalu kesulitan, kami membuat banyak kesalahan dan kami menderita. Ini pertandingan dengan level teknik yang rendah tapi tinggi secara emosi,” kata Mourinho.

Akibat kartu merah ini, Jose Mourinho akan absen mendampingi AS Roma dalam pertandingan melawan Inter Milan. Roma akan tandang ke Giuseppe Meazza pada Senin (30/10) dini hari WIB.

Simak Video “Jengkelnya Mourinho Banyak Dirugikan Keputusan Wasit
[Gambas:Video 20detik]
(nds/cas)

McTominay Jadi Pahlawan MU, Perkataan Mourinho Viral Lagi


Manchester

Scott McTominay jadi pahlawan Manchester United dengan dua gol di injury time kontra Brentford. Perkataan Jose Mourinho, jadi viral lagi!

Scott McTominay masuk sebagai pemain pengganti saat Manchester United menjamu Brentford di lanjutan Liga Inggris, Sabtu (7/10) malam WIB. McTominay masuk di menit ke-87 gantikan Sofyan Amrabat.

Ketika itu, MU sedang tertinggal 0-1. McTominay langsung jadi pahlawan dengan dua golnya di menit 90+3′ dan di menit 90+7′.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Scott McTominay membuktikan kalau dirinya tidak pantas terpinggirkan. Ya, pemain berusia 26 tahun itu sempat ditepikan di awal Liga Inggris musim ini.

Dari delapan laga sejauh ini, McTominay baru bermain dua kali sebagai starter. Malah dirinya pernah sekali tidak dibawa ke dalam skuad dan pernah dua kali cuma duduk di bench.

Dilansir dari The Sun, Scott McTominay memang sudah terpinggirkan di Manchester United sejak kedatangan Casemiro pada musim lalu. Di musim panas kemarin, Manchester United turut mengangkut gelandang baru yakni Mason Mount dan Sofyan Amrabat.

McTominay sempat dimasukkan dalam daftar jual pada bursa transfer kemarin. Sang pemain sepi peminat dan lebih memilih bertahan di Old Trafford untuk berjuang merebut tempatnya di skuad utama.

Jose Mourinho pernah jadi manajer Manchester United pada tahun 2016-2018. Mourinho pun beberapa kali memuji Scott McTominay sebagai pemain yang jenius!

“Saya merasa, anak ini punya keinginan besar untuk merebut bola. Kemudian, dia bisa menguasai bola dengan sederhana dan kesederhanaan terkadang jenius,” ujarnya.

“Saya punya hubungan baik dengan Scott. Ketika dia bingung mau memilih Skotlandia atau Inggris, saya bilang, ‘gampang, pergilah ke tim yang menjanjikan kamu main reguler’,” tambahnya,

“Nggak banyak orang yang mempercayainya ketika dia di Manchester United. Dia terus berkembang,” tutupnya.

LISBON, PORTUGAL - OCTOBER 18:  Jose Mourinho, Manager of Manchester United speaks to Scott McTominay of Manchester United before he comes on during the UEFA Champions League group A match between SL Benfica and Manchester United at Estadio da Luz on October 18, 2017 in Lisbon, Portugal.  (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)Scott McTominay dan Jose Mourinho (Foto: Laurence Griffiths / Getty Images)

(aff/yna)

Roma Jomplang di Serie A & Liga Europa, Mourinho: Lawannya Beda Kelas


Roma

AS Roma mengukir start berbeda di Serie A dan Liga Europa. Jose Mourinho blak-blakan menyebut lawan-lawan di dua kompetisi itu beda kelasnya.

AS Roma memulai Serie A musim ini dengan terseok-seok. Giallorossi baru dua kali menang dari tujuh laga, dengan dua kali berimbang dan tiga kali kalah.

Pasukan Mourinho pun tercecer di posisi 13 dengan delapan poin. Sementara situasinya sangat berbeda di Liga Europa.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roma memenangi dua partai pertama mereka, masing-masing melawan Sheriff Tiraspol dan Servette. Mereka menang 2-1 di markas Sheriff lalu melibas Servette 4-0 di Olimpico, Jumat (6/10/2023) dini hari WIB tadi.

Soal perbedaan laju ini, Mourinho enggan melebih-lebihkan pencapaian timnya. Baginya memang secara kelas, lawan-lawan di Liga Europa masih di bawah tim-tim Serie A kecuali Slavia Praha.

“Ada perbedaan di lawan. Tim-tim Serie A jauh lebih sulit dihadapi ketimbang, dengan segala hormat, Sheriff dan Servette,” ujarnya kepada Sky Sport Italia.

“Kami memetik enam poin, tapi itu sudah diperkirakan. Karena bahkan dengan perubahan-perubahan di tim, kami masih tim yang lebih kuat. Semua tim Serie A lebih kuat dari dua tim ini.”

“Slavia Praha beda cerita. Mereka tim yang sangat bagus, yang bisa saja masuk ke Liga Champions dengan mudah. Kalau Anda menghadapi Servette dan Sheriff, Anda wajib mengemas 12 poin dari empat pertandingan,” imbuhnya.

Roma sementara di posisi dua Grup G Liga Europa dengan enam poin dari dua laga, kalah selisih gol dari Slavia Praha. Servette dan Sheriff di posisi tiga, sama-sama tanpa poin sejauh ini.

(raw/krs)

Roma Jeblok, Kutukan Musim Ketiga Mourinho Berlanjut?


Genoa

AS Roma jeblok di awal Serie A 2023/2024. Mulai ada kekhawatiran kutukan musim ketiga Jose Mourinho muncul lagi.

Roma kembali menelan hasil buruk dalam lanjutan pekan keenam saat tandang ke Genoa, Juamt (29/9/2023) dini hari WIB. Mereka dibantai 1-4 oleh tim yang sebelumnya berada di papan bawah.

Hasil itu membuat Roma terpuruk di posisi ke-16 klasemen dengan lima poin dari enam laga, selisih dua angka dari Udinese di posisi ke-18 klasemen.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini tentunya bukan start yang diinginkan I Lupi mengingat kualitas skuad dan juga pelatih yang dimiliki. Mereka terakhir kali mengalami start seburuk ini pada 2010/2011.

Mourinho sebagai pelatih tentu mendapat sorotan tajam karenanya. Muncul kecemasan di antara fans Roma terkait penampilan timnya musim ini.

Pasalnya Mourinho sudah memasuki musim ketiganya sebagai allenatore Roma dan biasanya pria asal Portugal itu cenderung bermasalah.

Di klub-klub sebelumnya, Mourinho tidak pernah bertahan lebih dari tiga musim. Di periode pertamanya menangani Chelsea, Mourinho diberhentikan pada September 2007.

Saat itu Chelsea lagi menurun setelah dua musim beruntun menjuarai Liga Inggris serta satu Piala FA dan satu Piala Liga Inggris.

Lalu, saat menukangi Real Madrid, Mourinho juga cuma bertahan tiga musim. Setelah meraih Copa del Rey dan LaLiga, musim ketiga Mourinho berakhir berantakan juga.

Saat kembali ke Chelsea pada 2013, Mourinho berhasil membawa tim itu juara Liga Inggris 2014/2015 sebelum dipecat di pertengahan musim 2015/2016 karena hasil buruk.

Lalu di Manchester United pun sama saja, Mourinho cuma 2,5 musim setelah sempat memberikan gelar Liga Europa dan Piala Liga Inggris. Dia dipecat Desember 2018 karena MU terpuruk.

Terakhir di Tottenham Hotspur, Mourinho yang diangkat November 2019 diberhentikan di April 2021 atau beberapa hari sebelum final Carabao Cup.

Hanya di FC Porto dan Inter Milan, Mourinho mengakhiri kariernya dengan manis setelah membawa dua klub itu menjuarai Liga Champions.

Usai membawa Roma memenangi Conference League di musim perdana dan jadi finalis Liga Europa musim lalu, Mourinho tentu harus segera mengangkat performa Serigala Ibukota jika tak ingin bernasib sama lagi.

Meski boleh dibilang, dana belanja yang terbatas dan cedera pemain inti di awal musim ini sudah menyulitkan kerja Jose Mourinho.

(mrp/krs)