Berlatih sepakbola atau futsal mungkin sudah jamak ditemui di Indonesia saat ini. Tapi, bagaimana jika ada yang menawarkan cara mengolah skill bola sedari dini? Bayskill-lah jawabannya.
Sedari dulu sudah bertebaran banyak sekolah sepakbola untuk mengajarkan taktik dan teknik dasar bermain bola. Semakin ke sini, ketika futsal sudah menjamur, maka bermunculan juga sekolah serupa.
Tapi, seperti kebanyakan akademi, skill dasar yang diasah kadang tidak cukup untuk beberapa anak karena daya tangkap yang berbeda. Alhasil ada saja yang gap-nya terlalu jauh karena tidak mendapatkan pelatihan skill dasar secara lengkap.
Padahal untuk anak-anak usia dini antara 6 hingga 14 tahun, teknik dasar sepakbola harus lebih banyak diberikan. Anak-anak itu harus lebih sering dibiarkan memegang bola agar lebih percaya diri ketika nantinya sudah memasuki usia cukup untuk bertanding di lapangan.
Sementara di Indonesia, waktu pelatih di akademi juga harus dibagi antara teknik dasar dan penerapan dalam pertandingan. Kekurangan inilah yang coba diisi oleh Bayu Aditya, mantan pemain futsal profesional Indonesia.
Bayu yang pernah memperkuat sejumlah klub futsal top Tanah Air memang lagi sibuk meniti karier sebagai influencer sports, setelah pensiun dari futsal. Dia lebih banyak menghabiskan masa pensiunnya sebagai konten kreator futsal dan sepakbola.
![]() |
![]() |
Dia juga kerap melakukan show freestyle soccer dan menjadi sportscaster untuk laga-laga futsal di salah satu stasiun TV Indonesia. Tapi, dalam dua bulan terakhir, Bayu juga punya kesibukan baru sebagai pelatih di akademi yang baru didirikannya, Bayskill.
Berbeda dengan sekolah sepakbola pada umumnya, Bayskill mengutamakan pendalaman materi skill individu lebih dulu. Sekolah ini sudah jamak ditemui di negara tetangga seperti Singapura.
Itulah yang menjadi inspirasi Bayu untuk membuat sekolah serupa di Indonesia. Bayu sadar jika seorang anak ingin memulai kariernya di sepakbola atau futsal, anak tersebut harus bisa mengenali bola dengan baik bahkan harus sayang dengan bola juga.
Sebab jika anak sudah sayang dengan bola, secapek apapun latihan anak tersebut akan terasa happy.
“Bayskill adalah tempat di mana anak tersebut bisa meng-explore skill individu sebelum anak tersebut beranjak ke sekolah bola yang banyak menggunakan pola latihan yang lebih besar. Bayskill memfokuskan anak tersebut untuk menguasai skill individu yang luar biasa sehingga anak tersebut mempunyai percaya diri yang baik ketika sudah masuk ke dalam klub bola atau futsal,” ujar Bayu dalam perbincangan dengan detikSport.
![]() |
“Seperti yg dikatakan Pak Erick Thohir jika umur masih 6-14 tahun, sang anak harus sering memegang bola dengan baik dan percaya diri sehingga setelah lewat umur tersebut, bisa sangat percaya diri di lapangan,” Bayu menambahkan.
Tak cuma soal skill, ada beberapa hal non-sepakbola yang juga diajakan Bayu kepada anak didiknya seperti disiplin, respek, sikap santun, kerja keras, dan kerja cerdas.
![]() |
“Target Bayskill adalah ingin menciptakan pemain yang spesial dan menjadi leader yang tepat untuk tim,” papar Bayu.
Untuk para peserta Akademi Bayskill memang beragam usianya, mulai dari umur 6 tahun hingga 15 tahun. Biasanya Bayskill menggelar latihan setiap hari Sabtu di Futsal Station Jombang, Pondok Aren.
Sampai saat ini, Bayskill masih membuka pendaftaran untuk peserta didik. Tertarik membawa buah hati Anda bergabung? Silakan kontrak instagram @Bayskill atau @Baybola.
[Gambas:Instagram]
(mrp/raw)