Tag: Emas

Indonesia Rebut Emas dari Renang, Pecahkan Rekor


Hangzhou

Atlet para renang Maulana Rifky Yavianda mempersembahkan medali emas kedua bagi kontingen Indonesia di Asian Para Games 2023.

Pada Senin (23/10/2023), Rifky tampil meyakinkan di babak final cabang renang nomor 100 meter gaya punggung putra S-12. Rifky finis pertama dengan mencatatkan waktu 1 menit 03,55 detik sehingga berhak atas medali emas. Dengan catatan waktu tersebut Rifky juga sukses memecahkan rekor Asia sekaligus memecahkan rekor Asian Para Games 2023.

Rifky mengungguli perenang Iran, Jahan Abadi Mohammadhossein Karimi, yang finis kedua dengan selisih 6,40 detik. Sedangkan medali perunggu diperoleh atlet Kazakhstan, Roman Potapov setelah membukukan waktu 1 menit 10,25 detik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, Rifky sukses mewujudkan target medali emas yang dicanangkan sejak awal di nomor gaya punggung 100 m putra S12.

Rifky masih memiliki tanggungan target lainnya yaitu medali perak di nomor 100 gaya bebas putra S12. Adapun para renang Indonesia dipatok target merebut lima medali di multievent atlet-atlet difabel terbesar di Asia ini.

Dengan persembahan emas Rifky, Indonesia kini sudah mengoleksi dua keping emas. Sebelumnya, emas juga dipersembahkan oleh Saptoyogo Purnomo dari cabang atletik.

Selain emas, Indonesia juga mendapatkan dua medali perak, dan lima medali perunggu. Dengan hasil itu pula, posisi Indonesia kini meningkat ke peringkat ketujuh dari sebelumnya peringkat sembilan papan klasemen sementara Asian Para Games 2023.

Simak Video “RI Akan Berangkatkan 415 Atlet untuk Asian Games 2022 Hangzhou
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/rin)

Tera dan Emas Pertama Menembak dalam 72 Tahun


Jakarta

Muhammad Sejahtera Dwi Putra harumkan nama Indonesia di Asian Games 2023. Dua medali emas diraihnya dan jadi torehan untuk olahraga menambak di Tanah Air

Dari target 12 medali emas yang ditetapkan pemerintah untuk diraih dalam Asian Games kali ini, tak termasuk cabang olahraga menembak di dalamnya. Peraihan medali emas sebanyak itu lebih ditargetkan pemerintah pada cabang olahraga badminton, dragon boat, Brazilian jiu jitsu, sepak takraw, panjat dinding, angkat besi, karate, kurash dan wushu.

Ini bisa dipahami mengingat sejak pertama kali Indonesia mengikuti ajang Asian Games di New Delhi, India pada 1951, cabang olahraga menembak belum pernah menyumbangkan medali. Namun hal itu berubah pada 25-26 September kemarin.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ajang Asian Games 2023 di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, Cina total meraih empat medali, yakni dua emas dan dua perunggu atas nama Muhammad Sejahtera Dwi Putra. Juga diperkuat dua koleganya, Muhammad Badri Akbar dan Irfandi Julio.

Capaian itu memecahkan telur kebuntuan medali untuk olahraga menembak dalam 72 tahun terakhir, sekaligus menerbitkan secercah asa, bahwa pemerintah perlu memperhitungkan dengan serius potensinya. Tak lagi memandang sebelah mata.

Prestasi menembak itu juga membuktikan, pemerintah sepatutnya fokus pada pembinaan cabang olahraga lainnya yang menjadi lumbung medali seperti akuatik, atletik, dan senam. Pemerintah mesti mengakhiri kebiasaan bergantung dengan faktor keberuntungan, khususnya dari cabang yang bersifat subyektif ataupun yang bisa mendongkrat popularitas semata.

Kalau tidak, prestasi Indonesia di ajang multicabang akan terus menunggu nasib. Cabang olahraga menembak mencontohkan bahwa target prestasi itu bisa direncanakan asal ada niatnya.

Petembak tunggal putra Indonesia Muhammad Sejahtera Dwi Putra berpose dengan medali emasnya usai upacara penghargaan pemenang final 10 meter running target  Asian Games 2022 di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, China, Senin (25/9/2023). Muhammad Sejahtera Dwi Putra berhasil mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia usai mencatatkan poin total poin 578. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.Muhammad Sejahtera Dwi Putra dan medali emas Asian Games 2023 (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Tera dan Yasinan

Muhammad Sejahtera Dwi Putra yang biasa disapa Tera menyumbang emas dari nomor Shooting-Men’s 10m Running Target dan Shooting-Men’s 10 m Running Target Mixed Run, serta dua perunggu nomor Shooting-Men’s 10m Running Target Team dan Shooting-Men’s Team 10 m Running Target Mixed Run. Dia antara lain menyingkirkan petembak unggulan dari Korea Utara, Kwon Kwang-il.

Tera adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasangan Andrizal (ASN di Kementerian Pertanian) dan Bethmiyat. Lelaki kelahiran Bekasi, 13 April 1997 itu mengenal olahraga menembak pada 2015 dari Masruri, mantan atlet menembak yang kemudian menjadi pelatihnya.

Saat itu dia baru setahun kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), jurusan Olahraga. Namanya mulai diperhitungkan saat tampil di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Saat itu, dia menjadi satu-satunya petembak Indonesia yang meraih medali dengan merebut perak nomor perseorangan running target mixed 10 meter.

Andai konsenstrasinya tak terganggu oleh beragam ucapan selamat pasca memimpin 20 tembakan pertama Tera sangat mungkin ketika itu meraih emas. Belajar dari pengalaman tersebut, kali ini Tera lebih banyak ‘bersembunyi’.

Dia tak mau terdistraksi saat menjelang pertandingan sehingga lebih suka mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara mengaji.

“Saya Yasinan (membaca Surat Yasin) bersama tim saya. Jujur saja, ini sangkut paut sama Tuhan, kalau Tuhan meridhoi alhamdulillah kayak sekarang, karena Tuhan itu peran penting bagi saya,” kata Tera seperti dilaporkan Antara setelah upacara penghormatan pemenang, Selasa (26/9/2023).

Target Olimpiade 2024

Di luar capaian pribadi Tera tentu ada peran PB Perbakin sebagai induk organisasi. Di bawah kendali Letjen TNI Purn Joni Supriyanto yang memimpin PB Perbakin sejak 2018, olahraga menembak mengalami perkembangan signifikan. Dari negara yang semula tidak diperhitungkan di Asia Tenggara, menjadi juara umum di SEA Games Manila (2019) dengan meraih 7 emas, 6 perak dan 2 perunggu. Jumlah medali bertambah di SEA Games Vietnam (2021) dengan 8 emas, 6 perak dan 2 perunggu.

Mantan Pangdam Jaya itu memanfaatkan Lapangan Tembak Senayan yang tidak terpakai dalam Asian Games Jakarta-Palembang 2018 menjadi berstandar dunia yang memiliki fasilitas penunjang, antara lain mes untuk atlet dan pelatih berkapasitas 150 orang. Dengan demikian pelatnas menembak tidak lagi mati suri, tetapi dipenuhi 135 atlet dari 34 provinsi dengan 25 pelatih dan staf profesional, termasuk 5 pelatih asing dari Iran, India, dan Korea Selatan.

Kejuaraan level nasional ataupun internasional pun rutin diselenggarakan. PB Perbakin juga kerap mengirim para atletnya seperti Tera dan rekan-rekan berlatih di Korea Selatan sebelum ke Hangzhou.

“Regenerasi atlet dengan sendirinya terjadi kalau kita rutin menyelenggarakan kejuaraan dari level remaja, yunior, dan senior,” ujar Joni yang pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis TNI.

Hasilnya, di ajang ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023, kontingen Indonesia menempati peringkat enam dengan 2 emas, 4 perunggu. Setahun sebelumnya, pada kejuaraan dunia Running Target ISSF 2022 di Chateauroux, Prancis, atlet-atlet menembak Indonesia meraih 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu.

Dengan prestasi tersebut dan kini capaian emas di Asian Games 2022, target Joni untuk meloloskan 10 petembak ke tampil di Olimpiade 2024 yang disampaikan pada akhir 2022 tentu kian menggebu.

(jat/aff)